Minggu, 29 Mei 2011

KONSEP DAN PRINSIP PROMOSI KESEHATAN

Dalam Kesehatan Masyarakat pada 11 April 2010 oleh muhammadidris1970 Ditandai: Promosi Kesehatan
Pengertian Promosi Kesehatan

Sehat :
Andrea Waas (1994), …no examination of health promotion is possibly without first considering what health is.
WHO, …a complete state of physical, mental and social wellbeing, and not merely the absence or infirmity
WHO (1986), …a resource for everyday life, not the objective of living.
UU 23/1992, …Keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat, serta produktif secara ekonomi dan sosial.

Promosi Kesehatan :
Soekidjo Notoatmojo (2005) :

Pertama :

…promosi kesehatan dalam konsep Level and Clark (4 tingkat pencegahan penyakit) berarti peningkatan kesehatan.


Kedua :

…upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-pesan kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan tersebut.
WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut.
Green (1984), …promosi kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Ottawa Charter (1986),… “the process of enabling people to control over and improve their health”. (Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya).
Victorian Health Fundation – Australia (1997),…a program are design to bring about ‘change’ within people, organization, communities and their environment.
Bangkok Charter (2005),… “the process of enabling people to increase control over their health and its determinants, and thereby improve their health”
Tujuan Promosi Kesehatan

-       Memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.

-       Menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Sasaran Promosi Kesehatan

Secara prinsipil, sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat. Masyarakat dapat dilihat dalam konteks komunitas, keluarga maupun individu. Sasaran promosi kesehatan juga dapat dikelompokkan menurut ruang lingkupnya, yakni tatanan rumah tangga, tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan institusi pelayanan kesehatan.
Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan

-       Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari Pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi Pendidikan/ Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.

-       Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan

-       Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.

-       Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan upaya advokasi dan bina suasana (social support).

-       Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di sarana kesehatan (where we get health services).

-       Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan lintas sektor.

-       Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya, dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dll.
Metode dan Media Promosi Kesehatan

Metode :
Metode Promosi Individual

-       Bimbingan dan penyuluhan

-       Interview (wawancara)
Metode Promosi Kelompok

-       Kelompok Besar

a)    Ceramah

b)    Seminar

-       Kelompok Kecil

a)    Diskusi

b)    Brain Storming

c)    Snow Ball

d)    Buzz Group

e)    Role Play

f)     Permainan Simulasi
Metode Promosi Kesehatan Massal

-       Public Speaking

-       Media Massa

Media :

Lihat Sukidjo (2005) halaman 290.
Sejarah Promosi Kesehatan
Era propaganda dan Pendidikan Kesehatan Rakyat (masa kemerdekaan sampai 1960an)

-       Pada tahun 1924 oleh pemerintah Belanda dibentuk Dinas Higiene. Kegiatan pertamanya berupa pemberantasan cacing tambang di daerah Banten. Bentuk usahanya dengan mendorong rakyat untuk membuat kakus/jamban sederhana dan mempergunakannya. Lambat laun pemberantasan cacing tambang tumbuh menjadi apa yang dinamakan “Medisch Hygienische Propaganda”. Propaganda ini kemudian meluas pada penyakit perut lainnya, bahkan melangkah pula dengan penyuluhan di sekolah-sekolah dan pengobatan kepada anak-anak sekolah yang sakit. Timbullah gerakan, untuk mendirikan “brigade sekolah” dimana-mana.

-       Perintisan Pendidikan Kesehatan Rakyat oleh Dr. R. Mohtar
Era Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan (1960-1980)

-    Munculnya istilah Pendidikan Kesehatan dan diterbitkannya UU Kesehatan 1960

-    Ditetapkannya Hari Kesehatan Nasional (12 November 1964)
Era PKMD, Posyandu dan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Elektronik (1975-1995)

-       Peran serta dan pemberdayaan masyarakat (Deklarasi Alma Ata, 1978)

-       Munculnya PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)

-       Munculnya Posyandu

-       Penyuluhan kesehatan melalui media elektronik (dialog interaktif, sinetron dll)
Era Promosi dan Paradigma Kesehatan (1995-2005)

-       Konferensi Internasional Promosi Kesehatan I di Ottawa, Kanada,  munculnya istilah promosi kesehatan (Ottawa Charter, 1986)


memuat 5 strategi pokok Promosi Kesehatan, yaitu : (1) Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public policy); (2) Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment); (3) Memperkuat gerakan masyarakat (community action); (4) Mengembangkan kemampuan perorangan (personnal skills) ; dan (5) Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services).


-       Konferensi Internasional Promosi Kesehatan II di Adelaide, Australia (1988)

Konferensi ini menekankan 4 bidang prioritas, yaitu: (1) Mendukung kesehatan wanita; (2) Makanan dan gizi; (3) Rokok dan alkohol; dan (4) Menciptakan lingkungan sehat.


-       Konferensi Internasional Promosi Kesehatan III di Sundval, Swedia  (1991)

Konferensi ini mengemukakan 4 strategi kunci, yakni: (1) Memperkuat advokasi diseluruh lapisan masyarakat; (2) Memberdayakan masyarakat dan individu agar mampu menjaga kesehatan dan lingkungannya melalui pendidikan dan pemberdayaan; (3) Membangun aliansi; dan (4) Menjadi penengah diantara berbagai konflik kepentingan di tengah masyarakat.


-       Konferensi Internasional Promosi Kesehatan IV di Jakarta, Indonesia  (Jakarta Declaration on Health Promotion, 1997)

Promosi Kesehatan abad 21 adalah :

Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan;
Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan;
Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan;
Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat;
Mengembangkan infra struktur promosi kesehatan.

PROMOSI KESEHATAN SAAT INI

Promosi Kesehatan di Indonesia telah mempunyai visi, misi dan strategi yang jelas, sebagaimana tertuang dalam SK Menkes RI No. 1193/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Visi, misi dan strategi tersebut sejalan dan bersama program kesehatan lainnya mengisi pembangunan kesehatan dalam kerangka Paradigma Sehat menuju Visi Indonesia Sehat.

Visi Promosi Kesehatan adalah: “PHBS 2010”, yang mengindikasikan tentang terwujudnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat. Visi tersebut adalah benar-benar visioner, menunjukkan arah, harapan yang berbau impian, tetapi bukannya tidak mungkin untuk dicapai. Visi tersebut juga menunjukkan dinamika atau gerak maju dari suasana lama (yang ingin diperbaiki) ke suasana baru (yang ingin dicapai). Visi tersebut juga menunjukkan bahwa bidang garapan Promosi kesehatan adalah aspek budaya (kultur), yang menjanjikan perubahan dari dalam diri manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya dan karenanya bersifat lebih lestari.

Misi Promosi Kesehatan yang ditetapkan adalah: (1) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat; (2) Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya phbs di masyarakat; (3) Melakukan advokasi kepada para pengambil keputusan dan penentu kebijakan. Misi tersebut telah menjelaskan tentang apa yang harus dan perlu dilakukan oleh Promosi Kesehatan dalam mencapai visinya. Misi tersebut juga menjelaskan fokus upaya dan kegiatan yang perlu dilakukan. Dari misi tersebut jelas bahwa berbagai kegiatan harus dilakukan serempak.

Selanjutnya strategi Promosi Kesehatan yang selama ini dikenal adalah ABG, yaitu: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat. Ketiga strategi tersebut dengan jelas menunjukkan bagaimana cara menjalankan misi dalam rangka mencapai visi. Strategi tersebut juga menunjukkan ketiga strata masyarakat yang perlu digarap. Strata primer adalah masyarakat langsung perlu digerakkan peran aktifnya melalui upaya gerakan atau pemberdayaan masyarakat (community development, PKMD, Posyandu, Poskestren, Pos UKS, dll). Strata sekunder adalah para pembuat opini di masyarakat, perlu dibina atau diajak bersama untuk menumbuhkan norma perilaku atau budaya baru agar diteladani masyarakat. Ini dilakukan melalui media massa, media tradisonal, adat, atau media apa saja sesuai dengan keadaan, masalah dan potensi setempat. Sedangkan strata tertier adalah para pembuat keputusan dan penentu kebijakan, yang perlu dilakukan advokasi, melalui berbagai cara pendekatan sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada. Ini dilakukan agar kebijakan yang dibuat berwawasan sehat, yang memberikan dampak positif bagi kesehatan.

Dengan visi, misi dan strategi seperti ini, Promosi Kesehatan juga jelas akan melangkah dengan mantapnya di masa depan. Namun sebagaimana konsep Promosi kesehatan yang disebutkan di muka, visi, misi dan strategi tersebut juga harus dapat dioperasionalkan secara lebih membumi di lapangan, sesuai keadaan, masalah dan potensi setempat.